Monday 11 June 2012

Apakah Tuhan perlu kita bela?

Judul di atas mungkin terlihat kontroversial. Tapi, coba Anda renungkan baik-baik dengan kepala yang dingin dan pikiran terbuka. Apakah Anda mengakui bahwa Tuhan itu jauuuuuh lebih berkuasa daripada kita, manusia? Apakah Anda mengakui bahwa Tuhan itu jauuuuuh lebih hebat daripada kita, manusia? Apakah Anda mengakui bahwa kita, manusia, adalah ciptaan Tuhan dan itu berarti Tuhan memiliki hidup kita? Jika Anda menjawab "ya" paling tidak pada dua (2) pertanyaan di atas, berarti Anda harusnya bisa menyadari bahwa Tuhan tidaklah perlu dibela oleh kita, manusia. Tuhan memiliki kuasa yang sangat jauh lebih besar daripada manusia sehingga Ia bisa menghukum manusia yang berdosa dan melanggar perintah-Nya dengan begitu mudahnya. Lalu, untuk apakah para teroris atau golongan garis keras bersikeras membela Tuhan dengan membunuh atau melakukan kekerasan atau intimidasi terhadap sesama manusia?

Tulisan ini saya buat setelah saya menonton kembali dokumentasi mengenai United Airlines flight 93 dan tayangan-tayangan mengenai aksi teroris, baik 9/11 maupun serangan bom di Indonesia. Saya menjadi sangat marah dan gemas setengah mati karena saya tiba-tiba teringat berita mengenai salah satu teroris di Bali yang sedang menjalani proses persidangan, Umar Patek. Umar Patek diberitakan meminta maaf atas aksi terorisme yang dilakukannya dan mengatakan bahwa ia tidak setuju atas bom Bali. Menurut pendapat saya, permintaan maaf dan sanggahan Umar Patek ini merupakan aksi pengecut lainnya dari dirinya. Mengapa sekarang setelah menghadapi ancaman hukuman penjara seumur hidup, ia mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan bom Bali dan meminta maaf? Lebih parahnya, ia meminta umat Muslim di Indonesia untuk tidak melakukan aksi terorisme. Halooooo...Anda itu dulunya mengirimkan dana untuk aksi militan di Pakistan dan juga (diduga) turut melatih anggota teroris di kamp pelatihan Aceh. Nah, sekarang kenapa jadi "ayam" yang berkotek-kotek minta diampuni? Pengecut!

9/11 bombing

Lalu, mengenai aksi kekerasan yang dilakukan FPI (Front Pembela Islam). Beberapa waktu lalu, saya pernah dikirimi link oleh salah seorang teman yang berisi kesaksian dari seorang ibu yang terbuka hatinya setelah berdialog dengan Habib Rizieq. Si ibu mengatakan bahwa beliau jadi bisa memahami aksi-aksi FPI karena FPI bermaksud membela ajaran Islam dan Allah. Silakan sih berpendapat begitu. Saya menghargai kok (buktinya saya membaca link itu). 

Tapi, saya menjadi bertanya-tanya (boleh dong ya jadi kritis), apakah benar membela ajaran agama dan Allah dengan cara melakukan kekerasan terhadap sesama manusia, walaupun manusia itu (menurut Anda) melakukan dosa? Apakah Anda sendiri tidak berdosa sehingga merasa cukup suci untuk menghukum manusia lainnya? Saya sungguh merasa sedih dan kasihan karena ajaran Islam dan Allah dijadikan kambing hitam untuk melakukan kekerasan. Salah apakah Allah dan Islam sehingga harus dijadikan pembenaran kekerasan dan pembunuhan?

Dengan terbuka saya katakan di sini bahwa saya tidak pernah setuju dengan fanatisme sempit para pemeluk agama. Banyak dari pemeluk agama non-Islam  yang menyalahkan Islam atas aksi terorisme berlandaskan jihad. Tetapi, pernahkah Anda semuanya yang beragama Kristen, Katolik, Buddha, Kong Hu Cu atau aliran kepercayaan menyadari bahwa Anda pun telah berpikiran sempit dan fanatik jika Anda menganggap agama lain itu sesat dan bukan merupakan jalan Tuhan?

Saya pemeluk Katolik dan telah banyak mengamati betapa banyaknya keluarga, teman dan rekan saya sesama pemeluk Katolik yang mulai dan bisa terjebak ke dalam proses cuci otak layaknya anggota teroris atau FPI. Saat ini, begitu banyak pemeluk Katolik yang merasa bahwa hanya agamanyalah yang paling bagus dan agama lain jelek atau merasa perlu mempertahankan diri terhadap agama lain. Mengapa? 

Saya tidak sekalipun merasa perlu mempertahankan diri terhadap agama lain. Saya berkawan dengan pemeluk agama lain, bahkan saya pun mempelajari ajaran agama lain. Tetapi, saya tidak pernah, saya ulangi TIDAK PERNAH, berpikir untuk berganti agama atau memerangi agama lain. Saya menghormati pilihan beragama masing-masing orang karena setiap orang memiliki jodohnya masing-masing dengan agama mereka. Kenapa harus dipisahkan? Kenapa harus ditentang? Kenapa harus dipertanyakan? 

Sayangnya, pemikiran saya ini sering dianggap sesat oleh sebagian orang. Saya dibilang sebagai pemeluk Katolik yang sesat. Saya bingung dan pusing memikirkan hal ini. Lha, mereka yang mengatakan saya sesat itu siapa? Sudah jadi Tuhankah mereka? Sepanjang pengetahuan saya, kayaknya kok belum ya; bahkan belum diangkat jadi orang suci Katolik oleh Paus. Lha kalau belum, kok ya berani-beraninya menghujat saya? Lha, memangnya salah ya kalau saya bisa menerima bahwa ada ajaran agama lain yang juga menuju Tuhan, kebaikan dan surga? Bagi saya pribadi sih, jalan menuju Tuhan, kebaikan dan surga itu tetap Katolik. Tapi kan bagi orang lain ya belum tentu to. Benar tidak? :) Ya monggo, kalau orang lain tidak mau mengikuti Katolik, saya sih oke-oke saja. Lha, masalahnya saya sadar sepenuhnya dan tanpa paksaan kalau saya tidak boleh dan mampu untuk meng-Katolik-kan seluruh dunia. 

Fanatisme sempit ini adalah racun yang sangat dahsyat. Ada satu kutipan dari buku The Last Templar yang mengatakan bahwa agama merupakan senjata yang paling ampuh dan mematikan. Jangan marah dulu. Pahami baik-baik apa maksud kutipan itu. Saya setuju dengan kutipan itu karena manusia zaman sekarang (saya tidak tahu tentang zaman dulu karena saya lahirnya di masa sekarang) akan cepat terprovokasi dan marah jika disuntikkan mengenai agama. Tidak peduli perkataan si provokator itu benar atau tidak, orang-orang bisa dengan cepat kehilangan akal sehatnya kalau masalah agama dibawa-bawa. Saya bingung lho. Pikir saya: "Banyak orang ngakunya rajin beribadah kok ya pendek banget  saklar penahan amarahnya dan cetek banget otaknya ya?!". Saat ini, banyak sekali pemuka agama yang mendoktrin pengikutnya dengan ajaran-ajaran fanatisme sempit yang dikemas dengan cantik, manis dan rapi.

Lantas, bagaimana kita membentengi diri dari ajaran fanatisme sempit ini? Saya juga tidak tahu. Menurut saya, kembali ke nasib Anda masing-masing. Jika Anda bernasib baik ya Anda tidak akan terperosok ke jurang fanatisme sempit ini. Tapi kalau nasib Anda kurang baik, yaaaa gitu deh. Tapi, mungkin berusaha untuk "be smart, prudent and wise" kali ya biar tidak gampang terprovokasi. 

So, kesimpulannya: manusia itu egois (saya juga kok. Tenang aja, tidak cuma Anda kok hehehe). Tapi, manusia zaman sekarang itu PARAH! Semakin tinggi tingkat pendidikannya dan semakin tinggi penghasilannya, manusia semakin takabur karena merasa dirinya sebagai pengganti Tuhan di dunia ini. Satu lagi, perlu diingat bahwa yang salah itu orangnya (si pelaku agama) bukan agamanya dan apalagi, Tuhan. Duh, jangan bawa-bawa Tuhan deh kalau mau membunuh atau melakukan kekerasan. Miris banget dengar seruan memanggil Tuhan waktu mau membacok orang atau merusak harta benda orang lain atau membela diri di sidang pembunuhan.

Doa saya: Maafkanlah umat manusia ya, Allah, karena dengan bodohnya membunuh sesama kami manusia, merampok dan merusak harta benda sesama kami manusia karena kami merasa kami adalah Tuhan di dunia ini. Mohon maafkan kebodohan kami ya, Allah. Maaf juga ya Allah Bapa, (kata orang-orang) anak-Mu yang satu ini murtad karena tidak mau menyebarkan ajaran-Mu dengan sembarangan. Semoga Engkau paham mengapa aku tidak mau. Terima kasih. 




Disclaimer: Jika Anda merasa saya sesat dan utusan iblis, saya tidak bertanggung jawab atas pemikiran Anda itu. Semua resiko yang timbul karena pemikiran Anda menjadi tanggung jawab Anda pribadi ;) 

Himbauan: Sampai sekarang sih saya belum merasa saya itu sesat atau utusan iblis, tapi ya nggak tahu menurut Tuhan, saya ini apa atau siapa. Jadi, sebaiknya tanya dulu sama diri Anda, Anda itu siapa? sebelum Anda menghujat saya atau orang lain. Semoga Tuhan selalu memberkati semua makhluk dan semoga semua makhluk berbahagia.


NB: Before I forgot, thank you to http://www.davidduke.com/images/911_Fireball.jpg and http://home.vicnet.net.au/~wp2000au/image/GlobalMeal.jpg for the pictures above :)

No comments:

Post a Comment